Dr. Any Nurhayaty, Psikolog Jadi Pembicara di Pemilihan Duta ITERA 2022

UML.AC.ID – Kesadaran akan kesehatan mental (health mental) di Indonesia belum sepenuhnya baik, terutama yang dialami perempuan. Wanita miliki potensi mengalami masalah mental lebih tinggi dibanding pria. Penelitian dari Homewood Health United Kingdom menunjukkan, sebesar 47 persen perempuan berisiko tinggi terkena masalah kesehatan mental dibandingkan dengan laki-laki.

Menurut pakar psikologi UML Dr. Any Nurhayaty, M.Si Psikolog., saat menyampaikan materi dalam rangka “Karantina DUTA ITERA 2022”. Ada faktor yang menyebabkan rentan terkena gangguan kesehatan mental. Pertama adalah trauma dimana trauma ini adalah kondisi yang sering terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa seseorang. Ujarnya Sabtu 22/10/2022 di Balai Penjamin Mutu Pendidikan Kampus ITERA.

“Trauma adalah suatu peristiwa yang luar biasa, yang menimbulkan luka atau perasaan sakit: namun juga sering diartikan sebagai suatu luka atau perasaan sakit “berat” akibat suatu kejadian “luar bisa” yang menimpa sesorang, secara langsung maupun tidak langsung, baik luka fisik maupun psikis atau kombinasi dari keduanya”. Jelas Any.

Psikolog lulusan UGM ini yang dapat dikatakan sebagai seorang psikolog serba bisa. Selain berprofesi sebagai psikolog, ia juga seorang yang saat ini mendapat amanah untuk menjabat posisi wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Lampung untuk periode kedua kalinya.

Materi yang disampaikan Dr. Any juga menyinggung tentang macam-macam trauma psikologis diantaranya trauama pengobatan, dukacita, becana alam, anak yang terabaikan dan complex trauma. Complex trauma ini disebut juga dengan Post Traumatic Stress Disorder yang artinya keadaan dimana mental mengalami serangan panik dikarenakan adanya trauma pengalaman dimasa lalu yang umumnya mengalami kejadian traumatis berat. Trauma Psikologis ini akan berdampak pada mental jangka panjang . Ujarnya.

Ada beberapa tanda-tanda trauma yaitu kecemasan berlebihan, pobia, masalah tidur, tegang otot, ganguan pencernaan dan panik. Maka akan ada reaksi atau gejala yang muncul diantaranya reaksi mental, emosional, fisik dan reaksi perilaku. Tutur Any.

Lanjut, apakah perbedaan trauma dan stress dilihat dari ciri yakni waktu dimana stress adalah konstan dan terjadi dari ahri kehari sementara trauma dapat terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat. Salah satu penyebabnya adalah hal-hal yang menggangu atau dipersepsikan sebagai tekanan.

“Apapun penyebabnya trauma akan membekas dalam pikiran seseorang dan perasaan orang yang mengalami dan setiap orang kan memberikan reaksi yang berbeda atas trauma yang dialaminya”. Jelasnya.

Penanganan yang perlu dilakukan adalah pengelolaan terhadap stress itu sendiri. Stress digunakan untuk dapat memicu sesorang beraktifitas dengan optimal dan pengelolaan dilakukan dalam jangka panjang sementara pemulihan trauma, agar seseorang dapat berfungsi secara ‘normal’ kembali. Imbuhnya.

Any menyarankan beberapa hal yang harus dilakukan untuk move on dari trauma diantaranya mencari tau apa yang menjadi trigger tidak hanya Internal tetapi juga External, lalu berusaha menerima perasaan yang muncul kemudian rutin berolahraga lalu jangan terlalu sering menyendiri dan tentu harus menjaga kesehatan diri serta mintalah bantuan ahli. Kata Any mengakhiri pemaparanya. (Bastian/HumasUML/08117811414)

 

Open chat
Terimakasih telah menghubungi Universitas Muhamamdiyah Lampung.
Silahkan tinggalkan pesan, akan kami balas secepatnya. Jam kerja 08.00-17.00 WIB. Diluar itu slow respon.

Untuk info lengkap mengenai pendaftaran, silahkan mengunjungi:
Instagram: @um_lampung
Facebook : uml official
Pendaftaran : www.pendaftaran.uml.ac.id